Select Menu

Slider

Gudang Pengetahuan. Powered by Blogger.

Stats

Performance

Cute

My Place

Slider

Racing

Videos

» » » » Bungkarno Nikah On Line (Telegram)
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post


BK mudaSepulang dari pengasingan, Bung Karno selalu murung. Ia benar-benar dilabrak demam cinta. Anak angkatnya, Ratna Juami dan suaminya, Asmara Hadi, mengetahui bahwa Bung Karno sedang demam cinta, demam rindu kepada Fatmawati nun di Bengkulu sana. Ratna dan Asmara Hadi pula yang memohon-mohon kepada Inggit, agar merelakan Bung Karno menikahi Fatmawati.

magazine150_35
Inilah sekelumit kisah asmara Sukarno – Fatmawati. Begitu unik. Begitu mambara. Begitu dalam. Berikut ini adalah sepenggal kalimat cinta Bung Karno kepada Fatmawati, melalui sepucuk surat cintanya tertanggal 11 September 1941…  O, Fatma, jang menjinarkan tjahja. Terangilah selaloe djalan djiwakoe, soepaja sampai dibahagia raja. Dalam swarganya tjinta-kasihmoe….
49Pertalian cinta terjadi saat Bung Karno diasingkan di Bengkulu. Ketika itu, tentu saja. Bung Karno sudah beristrikan Inggit Garnasih, dan tidak dikaruniai putra. Tetapi, bukan Bung Karno kalau tidak berjiwa ksatria. Meski harus mengorbankan hubungan yang begitu baik, tetapi niat menyunting Fatma, toh tetap diutarakan juga kepada Inggit.
Inggit keukeuh menolak dimadu, dan menyepakati perceraian. Inggit sepakat kembali ke Bandung. Hari terakhir bersama Bung Karno, Inggit menyempatkan diri ke dokter gigi. Bung Karno masih setia menemani. Bahkan ketika bertolak ke Kota Kembang, Bung Karno pun turut serta. Turut membongkar barang-barang Inggit. Setelah mengecek dan memastikan tidak ada sesuatu yang tertinggal, Bung Karno pun mengucapkan selamat tinggal kepadanya…..
Nah, bulan Juni 1943, Bung Karno menikahi Fatmawati. Bung Karno di Jakarta, sedangkan Fatmawati ada di Bengkulu. Bagaimana mungkin? Bung Karno menikahi Fatmawati secara nikah wakil.  Sebab, kalau harus mengurus perizinan ke Jakarta untuk Fatma dan seluruh keluarganya, pada saat itu, sangat musykil. Di sisi lain, karena tuntutan pergerakan dan perjuangan, Bung Karno pun tidak mungkin meninggalkan Jakarta ke Bengkulu untuk menikah. Di sisi lain, Bung Karno merasa, tidak mungkin bisa menahan lebih lama lagi untuk menikahi Fatmawati.
fatmawatiMenurut hukum Islam, perkawinan dapat dilangsungkan, asal ada pengantin perempuan dan sesuatu yang mewakili mempelai laki-laki. Maka, Bung Karno segera berkirim telegram kepada seorang kawan akrabnya di Bengkulu, dan memintanya menjadi wakil Bung Karno menikahi Fatmawati. Kawan Bung Karno ini pun bergegas ke rumah Fatmawati, dan menunjukkan telegram dari Bung Karno. Orangtua Fatmawati menyetujui gagasan itu. Alkisah, pengantin putri dan wakil Bung Karno pergi menghadap penghulu, dan sekalipun Famawati ada di Bengkulu dan Bung Karno di Jakarta, pernikahan itu pun dilangsungkan, dan keduanya sudah terikat tali perkawinan. (roso daras)

About La Ode Ali Farisi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply